Sanksi DO Terhadap Mahasiswa Pembully di Universitas Udayana

DIBACADULU,Beritanya– Universitas Udayana (Unud) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan resmi terkait tindakan bullying yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa. Lembaga pendidikan tinggi ini menegaskan bahwa sanksi yang akan dikenakan, khususnya pengurangan nilai soft skill, untuk mahasiswa yang terbukti melakukan perundungan masih belum final. Dalam pernyataannya, Unud menyebutkan bahwa sanksi yang lebih berat, seperti pengeluaran dari universitas (drop out), dapat dikenakan jika mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan bersalah.

Kasus ini mencuat setelah dilaporkannya bunuh diri seorang mahasiswa yang diduga menjadi korban bullying. Hal ini menggugah keprihatinan di kalangan masyarakat dan pihak kampus, yang menganggap pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua mahasiswa. Situasi ini menggambarkan betapa seriusnya dampak dari tindakan perundungan, baik secara fisik maupun mental.

Pihak Unud menjelaskan bahwa sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan bullying tidak hanya berupa pengurangan nilai soft skill, tetapi juga mencakup berbagai tindakan disipliner lainnya. Beberapa poin yang menjadi sorotan dalam pernyataan resmi tersebut adalah:

Pihak universitas akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kasus yang dilaporkan, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk saksi dan korban. Mahasiswa yang terlibat bullying dapat dikenakan penurunan nilai pada komponen soft skill mereka, yang krusial bagi perkembangan karir di masa depan.  Jika terbukti bersalah, sanksi paling berat yang dapat diterapkan adalah dikeluarkannya mahasiswa dari universitas. Ini menunjukkan komitmen Unud untuk menindak tegas segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus.

Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Ni Nyoman Dewi Pascarani, saat konferensi pers, menegaskan bahwa Unud tidak akan mentolerir tindakan bullying di lingkungan kampus. Penanganan kasus ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya saling menghargai antar sesama mahasiswa.

Dewi juga menekankan pentingnya dukungan dari seluruh civitas akademika untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan. “Kami ingin semua mahasiswa merasa aman dan nyaman saat belajar di Unud. Kami berkomitmen untuk menegakkan aturan ini demi kebaikan bersama,” ujarnya.

Kasus bullying yang berujung pada bunuh diri seorang mahasiswa menggugah kesadaran akan tindak kekerasan di berbagai lingkungan, termasuk kampus. Universitas Udayana telah menunjukkan komitmen dengan menegakkan sanksi yang tegas kepada pelaku bullying dan berupaya menciptakan lingkungan kampus yang lebih baik. Harapan besar diwujudkan agar kasus seperti ini tidak terulang dan mahasiswa bisa belajar tanpa rasa takut akan intimidasi dari sesama.

Dengan adanya tindakan tegas ini, diharapkan mahasiswa akan lebih berhati-hati dalam berperilaku dan menghargai satu sama lain. Penting bagi setiap individu untuk menyadari dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain, seperti yang ditunjukkan dalam tragedi ini (*)